Langsung ke konten utama

MAHASISWA DAN POLITIK

MAHASISWA DAN POLITIK


Sistem politik secara umum pada suatu negara bersifat relatif. Hal ini karena didasari oleh elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut. Salah satu yang sangat mencolok mempengaruhi suatu sistem politik di suatu negara adalah sejarah. Tidak bisa kita memungkiri bahwa sebagian besar dasar sistem tersebut merupakan sumbangsih dari masa lalu. Tentu saja karena memang negara terbentuk oleh mereka yang sudah lebih dulu mengalami pergejolakan atas permasalahan di negaranya. Selain secara internal, pengaruh sistem politik di suatu negara juga ikut dipengaruhi oleh negara lain, baik itu berlatarbelakang kejadian di masa lalu, misalnya penjajahan atau pun sistem yang terbangun atas kesepakatan bersama bangsa-bangsa. Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa lepas dari sistem politik dunia.
Meskipun sistem politik di suatu negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, namun bukan berarti sepenuhnya ikut dalam permainan sistem politik yang terbentuk. Sistem politik tersebut seiring waktu akan lahir dengan warnanya sendiri menyesuaikan dengan pola pikir suatu negara yang bersangkutan. Struktur kelembagaan atau institusi yang ada di dalam secara dinamis akan mengalami interaksi dan saling mempengaruhi. Sudah barang tentu hal semacam ini akan berdampak dalam suatu negara. Interaksi yang terjadi juga tidak bisa lepas dari dasar budaya. Indonesia misalnya dengan memiliki ragam budaya dan juga ikut dipengaruhi oleh budaya luar akan mengalami berbagai tantangan dalam pembentuk sistem politiknya. Indonesia terkenal dengan sistem politiknya demokrasi yang berasaskan kekeluargaan.
Apabila berbicara mengenai sistem politik di Indonesia secara umum akan membuat pembahasan begitu sangat luas. Belum lagi memberikan gambaran secara umum apa itu sistem politik. Sebelum memulai menjelaskan itu semua, pasti memerlukan pengertian secara detail terhadap judul yang akan diangkat. Oleh sebab itu, dalam hal ini penulis akan memberikan definsi atas pengertian sistem politik. Selain itu, pembahasan tanpa memberikan batasan masalah akan terasa luas pula. Untuk itu, karena sebagai mahasiswa, penulis menyoroti politik dalam kaca mata mahasiswa. Selain memang berdasarkan background saat ini, pembahasan ini dirasa mampu memberikan pengetahuan seputar kehidupan mahasiswa di dalam dunia kampus serta politik yang terjadi. Sehingga bisa melihat mengapa ada sebagian mahasiswa yang begitu gencar dengan organisasi, dan mengapa pula ada mahasiswa yang tidak terlalu peduli dengan organisasi. Organisasi pasti bersangkutan dengan permainan politik di dalamnya. Oleh sebab itu, pembahasan di sini akan menghasilkan sebuah paradigma bahwa sebetulnya, mahasiswa tersebut punya alasan tersendiri mengapa mereka terjun dalam dunia politik.
Mahasiswa dan Politik
Mahasiswa dan politik sebetulnya sudah teraplikasikan pada suatu peristiwa yang kita sebut sebagai Sumpah Pemuda pada 1928 yang silam. Pada peristiwa tersebut kita bisa melihat bahwa angkatan mudakita sebut merupakan bagian komponen masyarakat yang dapat mengambil bagian dalam kehidupan politik Indonesia. Tentunya sumpah ini merupakan sebuah pergerakan atas asas tujuan bersama untuk mencapai kemerdekaan. Buktinya pergerakan itu melahirkan kehidupan yang harmonis dalam hal persatuan; Indonesia disatukan dengan bahasa Indonesia, bendera merah putih, dan lagu Indonesia raya sebagai suatu kesatuan sosial dan politis.
Seiring waktu berjalan, kegiatan perpolitikan angkatan muda pun berubah. Para pemuda-pemuda mulai memasuki beragam kegiatan politik di berbagai organisasi keagamaan, seperti NU, bMuhammadiyah yang menjadi wadah bagi pergerakan mereka. Selama organisasi itu terbentuk, mulailah sistem pendidikan yang lahir yang kita kenal dengan sebuah pesantren. Pesantren tersebut tidak hanya sebagai basis keagamaan saja, melainkan juga ilmu-ilmu umum lain. Semua basis-basis pendidikan diajarkan kepada masyarakat sehingga saat ini masyarakat Indonesia mampu merasakan bangku pendidikan, terutama para kaum muda, baik dari bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Mengulang ingatan pada tahun 1955, dimana pada saat itu merupakan pemilihan umum pertama. Perkembangan  jumlah mahasiswa pun sudah bertambah dan dianggap potensial untuk memperoleh dukungan bagi sebuah partai-partai politik. Mahasiswa dirangkul sebagai akses yang memudah penyampaian dari penguasa ke masyarakat. Hal inilah sering kali menimbulkan masalah baru di kalangan mahasiswa, terutama universitas terkait, sebab percaturan politik baik nasional maupun daerah mulai mewabah dan mempengaruhi kehidupan kampus. Dari situ terjadi pengkotakan mahasiswa berdasarkan ideologi, kesukuan, agama, daerah, ras dan sebagainya.
Masalah-masalah itu ternyata bukan menjadi sebuah kemunduran bagi mahasiswa, melainkan sebagai akses bagi eksistensi mereka dalam kegiatan politik. Mereka semakin bersemangat menjalani perpolitikan. Terlebih lagi dari dunia perpolitikan tersebut melahirkan para tokoh-tokoh besar yang dianggap mampu menambah nilai di mata masyarakat. Kita bisa belajar dari beberapa organisasi, partai atau gerakan-gerakan sosial-politik sampai pada tahun1965, seperti  GMNI (PNI), CGMI (PKI), PMII (NU), SEMMI (PSII), MMI (Masyumi), yang menunjukkan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan partai-partai politik yang diselenggrakan oleh partai tersebut.
Kemudian, sejalan dengan perkembangan dunia perguruan tinggi, keberadaan mahasiswa pun semakin diakui dan dipandang keberadaannya oleh masyarakat. Mengapa demikian? Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horizon yang luas di antara keseluruhan untuk lebih mampu bergerak di dalam lapisan masyarakat. Kedua,sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah hingga di bangku kuliah, telah mengalami proses sosialisasi politik. Ketiga. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di universitas, mahasiswa berasal dari berbagai daerah, ras, suku, agama, bahasa, namun dijalin dalam kegiatan kampus. Jika dibandingkan dengan lembaga sosial lainnya, kehidupan universitas lebih kentara maknanya bagi pembentukan akulturasi sosial dan budaya. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian, dan pretise di dalam masyarakat. Kelima,meningkatnya kepemimpinan mahasiswa tidak lepas dari perubahan kecenderungan orientasi universitas.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia sudah memasuki tahun politik pada tahun ini. Dimana di sebanyak 17 Provinsi sudah melaksanakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Serentak 2018. Total calon yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sebanyak 116 orang atau 58 pasang. Selain di 17 Provinsi, Pilkada Serentak juga dilaksanakan di 39 Kota dan 115 Kabupaten. 
Lalu akan seperti apakah sikap para Mahasiswa dalam memandang Tahun Politik? Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa sudah semestinya berpikir secara kritis dan bertindak secara konkret demi perubahan bangsa kearah yang lebih baik.Kampus sebagai tempat berkegiatan para Mahasiswa sudah lama diibaratkan sebagai sebuah miniatur negara, yang didalamnya terdapat sistem pemerintahannya masing masing. Layaknya BEM, DPM, dan UKM sebagai pusat kegiatan bagi para Mahasiswa untuk berorganisasi di kampus, secara tidak langsung telah menerapkan nilai--nilai politik didalamnya yaitu berupa Demokrasi.
Perayaan pesta demokrasi atau pemilu di Indonesia tidak lagi hanya menjadi media untuk mencari pemimpin baru dengan visi-misi yang menyenangkan hati rakyat, namun juga sampai pada persoalan menyukupi kebutuhan perut dan fashion sehari-hari kalangan tertentu. Memasuki tahun politik tahun 2019 nanti tidak hanya membuat sibuk para pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan saling bertarung umtuk memperebutkan suara rakyat ataupun para pelaksana teknis pemilu saja, melainkan kita sebagai para Mahasiswa yang juga akan dihadapkan dengan situasi "Menambah Uang Jajan".
Mendapat status sebagai Mahasiswa pada tahun politik seperti sekarang ini, dapat menjadikan kita sebagai santapan bagi para elit politik. Situasi "Menambah Uang Jajan" akan menghadapkan kita sebagai Mahasiswa dengan pilihan maukah kita menerima berbagai macam tawaran mulai dari lembaga survey, partai pengusung, bahkan tim sukses pasangan calon. Dunia kampus seharusnya merupakan dunia yang membebaskan diri kita untuk menjadi diri sendiri atau bahkan berkumpul dengan orang-orang yang sepaham dengan kita. Paham-paham yang kemudian di idealkan ini akan turut mempengaruhi seseorang dalam menentukan sebuah gerakan tidak terkecuali sosok yang diharapkan menjadi "agent of change" di lingkungan sekitar dalam menghadapi tahun pesta demokasi.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa paham-paham yang berkembang di dalam dunia kampus dapat mempengaruhi dalam menyikapi sesuatu yang berujung pada sebuah pilihan gerakan. Di tahun politik ini yang mengharuskan Mahasiswa untuk ikut turut andil dalam pelaksanaan teknis ataupun non-teknis sudah seharusnya para Mahasiswa kembali mempertanyakan idealism dari sebuah gerakan. Hal ini dirasa wajar saja karena untuk mengantisipasi terjadinya partisipasi politik partisan khususnya di kalangan para pejabat lembaga kemahasiswaan. 
Menjadi elit Mahasiswa yang turut menentukan arah kebijakan kampus serta memiliki pengaruh yang cukup diperhitungkan di tataran sesama, tentu dapat menjadi modal utama untuk dipertimbangkan dalam mendulang suara bagi kalangan tertentu yang terlibat dalam kontestasi politik. Praktik pendekatannya sederhana dan sangat mudah untuk kita jumpai di kegiatan lembaga Mahasiswa sehari-hari, misal dengan bersedia diundang secara cuma-cuma menjadi pembicara di dalam dialog kampus dengan pilihan tema-tema yang sangat akrab dengan Mahasiswa, atau bahkan menghadiri pelantikan pejabat baru unit-unit kegiatan Mahasiswa tertentu.
Praktik money politic di kalangan Mahasiswa mungkin bukan lagi jadi strategi yang tepat untuk mendulang suara, namun permainan ideologi dapat menjadi pilihan alternatif. Jika idealism sudah digadaikan maka cara terbaik untuk menyadarkan diri sendiri yaitu dengan mengingat kembali fungsi dan peran kita sebagai Mahasiswa itu sendiri. Hal ini yang kemudian menjadi rambu-rambu terakhir di dalam menyikapi persoalan yang demikian ini. Sebagai agen "Social Control" yang mengkritisi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap masyarakat, sudah seharusnya momentum tahun politik ini menjadi kesempatan berharga untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan yang dimiliki masyarakat di segala bidang.
Selanjutnya sebagai "Moral Force" yaitu sumber kekuatan moral di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Menghadapi tahun politik yang terkadang menekan hati dan nurani kita dengan sejumlah prakik-praktik kampanye yang dijalankan oleh tim pemenangan masing-masing partai yang tidak mencerdaskan masyarakat, sudah seharusnya para Mahasiswa dapat menjadi contoh dalam bersikap dan mengambil keputusan. Membantu masyarakat untuk memahami  kepentingan dan mendapatkan hak yang sebagaimana harusnya mampu dilakukan oleh Mahasiswa dalam memberikan pendidikan politik yang manusiawi di dalam lingkungan masyarakat.
Kemudian yang terakhir Mahasiswa sebagai "Agent Of Change" harus mengambil sikap dan bergerak secara cepat dalam merespon keadaan lingkungan sekitarnya serta tidak golput ketika dilaksakan nya Pesta Demokrasi atau Pemilu. Selain memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak, Mahasiswa juga berhak dalam menyuarakan pendapatnya, umumnya seluruh warga negara. Berpikir sebelum bertindak, mengenali dan mengetahui visi dan misi dari semua calon kandidat sebelum memilih. Tentunya tidak mudah untuk tidak terperdaya dengan "Drama Politik" yang dimainkan diatas panggung demokrasi, apalagi sekarang banyak yang memakai kedok tertentu untuk mengambil hati rakyat, contohnya seperti menyebarkan berita hoax untuk menjatuhkan lawan politik mereka.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Patih Gadjah Mada "Kegiatan geladi berlebihan yang dilakukan kelompok tertentu dapat menjadi sebuah isyarat akan adanya hal yang tidak wajar"  dari perkataan Patih Gadjah Mada ini sendiri saya dapat mengartikan nya sebagai himbauan bahwa kita sebagai Mahasiswa harus memiliki rasa kepekaan sosial yang tinggi untuk dapat merasakan adanya "Hal yang tidak wajar" dari sebuah kelompok tertentu.

Tanggapan penulis : menurut saya mahasiswa sangat dekat sekali dengan politik karena mahasiswa sangat penting.



SUMBER :
https://www.kompasiana.com/www.muhammadburniat.blogspot.com/5625bd34109773450b3673f2/mahasiswa-dan-politik-belajarlah-pada-sejarah?page=all

https://www.kompasiana.com/tintusgustamal7847/5bb63f7ec112fe2450074247/peran-mahasiswa-dalam-tahun-politik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resep Cimol kenyal dan kopong Ala Tukang Cimol

Bahan-bahan 250 gram  tepung tapioka (Aci) 1/2 sdm  tepung terigu Sejumput  lada halus Sejumput  Gula putih 1 siung  bawang putih secukupnya  Royco ayam secukupnya  Garam 1/2 kg  minyak Air Langkah 1. Campurkan tapioka dan terigu, fungsi terigu adalah untuk mngeraskan cimol saat dingin, sehingga tidak akan lembek meskipun sudah dingin, jdi saya kasih sedikit saja, jika terigu kebanyakan atau takaran nya sama dgn Aci, nanti cimol gk bisa kopong, dan malah keras     2. Tambahkan lada, garam, royco dn gula putih, (utk gula putih jngan sampai kebanyakan, karena nanti cimolnya manis, cukup jdi bahan tambahan aja) setetel ujung sendok, lalu aduk tepung hingga merata     3. Didihkan air panas lalu tambahkan bawang putih yg sudah dihaluskan (fungsi bawang putih adalah pemekar alami, jadi jngan pake baking soda ya) ...

TUGAS DASAR PEMROGRAMAN PAK KURNIAWAN

Pengantar Pemrograman C -         Langkah Dalam Membuat Bahasa C Bahasa C merupakan sebuah bahasa pemrograman komputer yang ringkas untuk tujuan-tujuan umum yang pada awalnya dikembangkan oleh  Dennis MacAlistair Ritchie  untuk sistem operasi  Unix . Bahasa ini diimplementasikan pertama kali di komputer  PDP-11  buatan  Digital Equipment Corporation  pada 1972. Cara Membuat Program Bahasa C dengan Code Blocks : Ø   Pertama kita harus download Code Blocks nya dulu  Download code blocks  lalu instal Code Blocks nya maka Code Blocks nya akan seperti di bawah :  Ø   Selanjut nya pilih Menu File di kiri atas > Selanjut nya pilih Empty File > Lalu CTRL + S ,buat nama program nya , dan anda sudah bisa menggunakan nya untuk membuat program di Code Blocks." Ingat sebelum memulai mengoperasikannya untuk membuat program C / C++ harus di Save terlebih dahulu " Ø ...

Cara Mudah Mengecat Dinding Dengan Pola Garis – Garis

Memperindah sebuah rumah tentunya hal yang sangat penting di lakukan oleh setiap pemilik rumah supaya terasa nyaman dan cantik, salah satunya yaitu dengan penerapan sebuah warna tembok atau dinding rumah, dan saat ini yang sedang populer di kalangan masyarakat yaitu adalah model warna cat dinding dengan pola garis – garis, yang tentunya dapat menghasilkan kesan yang elegan dan unik serta berbeda dengan yang lainnya, nah, untuk anda yang sedang mencari sebuah inspirasi dalam menerapkan sebuah warna cat dinding yang keren mari kita simak ulasan ini sampai selesai. Anda juga pasti merasakan bosan dengan warna cat yang biasa – biasa saja atau monoton, tentunya tak ada salahnya jika anda ingin mencoba mengkreasikan warna cat dinding rumah anda dengan menerapkan warna cat dinding dengan model garis – garis. Mungkin menurut anda untuk membuat warna cat dinding dengan garis – garis sangat sulit, akan tetapi bila anda mengetahui tata cara membuat model warna cat dinding rumah dengan garis – ...